NTT - Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTT harus membangun cara berpikir yang maju atau progresif. Meninggalkan pikiran-pikiran sempit dan sektarian.
"Kita harus memberikan warna baru bagi Indonesia.Di saat cara berpikir keindonesiaan kita, menurut saya mulai meredup saat ini, MUI NTT harus bisa hasilkan pemikiran-pemikiran lebih progresif. Saya terus dorong para ulama, cendekiawan dan pemerintah di NTT untuk berpikir maju dan visioner, " kata Gubernur VBL saat menerima Pengurus MUI NTT Periode 2021-2025 di Ruang Kerja Gubernur, Selasa (04/01/2021) dikutip dari laman facebook Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT.
Baca juga:
Ilham Bintang: Ya Allah, Menteri Agama
|
Gubernur mengajak pengurus MUI NTT untuk menanggalkan cara berpikir sempit dengan mengatasnamakan agama dan mendiskreditkan sesama yang lain. Hal seperti itu adalah cara berpikir orang beragama yang hidup dalam gua.
"Orang yang hidup dalam gua itu hidupnya terkotak-kotak. Tidak mau bergaul dengan yang lain. Banyak orang NTT yang masih hidup dalam gua seperti ini. Membangun hidup dalam gua kultur atau budayanya sendiri, hidup dalam gua keagamaannya dan dalam gaya hidup hedonis tanpa bersolider dengan orang lain. Orang-orang yang hidup dalam gua ini tidak mengenal cara berpikir maju. Contoh cara pikir hidup dalam gua ini seperti misalnya orang Kristen tidak boleh ucapkan Selamat Idul Fitri kepada orang Muslim dan sebaliknya orang Muslim tidak boleh ucapkan selamat natal kepada orang Kristen. Ini prilaku orang yang hidup dalam gua, "ujar Gubernur.
Baca juga:
The Dark World of Megachurches
|
Menurut Gubernur VBL setinggi-tingginya orang bertakwa dan sedalam-dalamya orang beriman, harus memiliki asas kebermanfaatan atau berguna bagi sesama. Orang beragama itu harus berilmu untuk lahirkan pemikiran-pemikiran berakhlak.
"Pemikiran-pemikiran yang membuat kita cerdas dan maju lahir dari berbagai kelompok dan latarbelakang yang berbeda, tidak muncul dari satu kelompok saja. Dari kelompok barat, timur, garis moderat, garis katolik, garis reformasi, garis muslim dan bahkan dari kelompok animisme, "jelas Gubernur Viktor.
Lebih lanjut Gubernur VBL menaruh harapan besar kepada pengurus baru MUI NTT yang merupakan perpaduan selaras NU dan Muhamadyah. Juga dengan latar belakang profesi beragam baik ulama, cendekiawan, birokrat, pengusaha dan berbagai profesi lainnya. Ada juga banyak anak muda di dalamnya.
"Dengan kolaborasi ini, MUI NTT harus lahirkan pemikiran modern dan maju yang bisa disumbangkan bagi pembangunan masyarakat. Masuknya pengurus dengan latar belakang profesi lain selain ulama tentu dimaksudkan agar MUI dapat menjadi lebih bermanfaat bagi kesejahteraan umat atau masyarakat baik jasmaniah maupun rohaninya. Saya juga minta MUI NTT untuk jangan takut untuk bersikap kritis.Kalau salah katakan salah. MUI NTT harus mampu memberikan kontribusi positif bagi MUI Indonesia, terutama dalam membangun nilai-nilai keberagaman, " pungkas Gubernur VBL.
Baca juga:
Dini Hari, Melepas Teman Berhaji
|
Sementara itu Ketua MUI NTT Periode 2021-2025, Muhamad S.Wongso menegskan, MUI NTT siap untuk keluar dari gua dan bergandengan tangan serta bersinegi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan NTT Bangkit Menuju Masyarakat Sejahtera.
"MUI NTT sebagai mitra pemerintah provinsi siap memberikan dukungan dan terlibat untuk pengembangan sumberdaya alam seperti perikanan dan kelautan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat NTT terutama di bagian pesisir, pengembangan pariwisata, mendukung program TJPS dan penanganan stunting. Kami juga mengundang Gubernur dan Wakil Gubernur untuk bisa hadir dalam acara pengukuhan pengurus MUI NTT pada 17 Januari ini, "kata Muhamad Wongso.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut Staf Khusus Gubernur, Pius Rengka dan Anwar Pua Geno, Dewan Pertimbangan, Wakil Ketua Umum, Sekretaris, Bendahara dan jajaran pengurus MUI NTT periode 2021-2025, Kaban Kesbangpol NTT dan Karo Biro Pemeritahan Setda Provinsi NTT.